Tapijangan lupa firman Allah swt dalam surat al-Anbiya’ ayat 30 di atas, bahwa air adalah sumber kehidupan. Kita kembali lagi ke Bumi. Di dalam Al Qur’an banyak ayat yang menerangkan bahwa Bumi ini akan mati kalau tidak ada air, kehidupan di atas Bumi ini juga akan punah kalau tidak ada setetes airpun di permukaannya.
Iniadalah agama terbesar di bumi saat ini dan meliputi semua ekspresi dari monoteisme formal, apakah itu Yudaisme, Kekristenan atau Islam. Tuhan sendiri meringkaskannya dalam kalimat berikut: ' Dalam kenyataannya ini adalah sebuah iman yang hidup, sebuah respon terhadap kesetiaan Tuhan yang pada akhirnya dan secara sepenuhnya dinyatakan di
SyaikhSholih Fauzan didalam kitabnya Al Irsyaad hal. 20, mengatakan : Adapun keberadaan Al Mahdi berada didalam anak keturunan Al Hasan itu membpunyai rahasia yang sangat halus, yaitu Al Hasan Rodhiallohu ‘anhu meninggalkan khilafah karena Allah, maka Allah menjadikan anak cucunya ada yang menggantikannya dengan kebenaran yang mengandung
AdakahIman di Hatimu? Lukas 18:1-8. Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Lukas 18:8. Hakim yang jahat saja akhirnya membela perkara
Catatankaki 1: Yayasan Pendidikan Pelita Harapan = YPPH; Yayasan Universitas Pelita Harapan = YUPH. Catatan kaki 2: Edisi WestminsterStandardsyang diakui oleh YPPH/YUPH secara spesifik adalah Pengakuan dan Katekismus yang diadopsi oleh PresbyterianChurch in America (PCA) tahun 1973. Catatan kaki 3: The Chicago Statement on Inerrancy
Meteorityang sangat primitif ini telah lama dipelajari oleh ilmuwan sebagai sumber dari unsur-unsur volatil yang terdapat di Bumi muda, misalnya hidrogen, nitrogen, carbon, dan mungkin material-material organik. Pemahaman tentang sumber unsur-unsur ini dapat membantu manusia memperkirakan asal mula air dan juga kehidupan di Bumi.
MASIHADAKAH IMAN DI BUMI ? 1. APABILA YESUS DATANG - APAKAH MASIH DITEMUKAN ORANG YANG PERCAYA KEPADA-NYA DI BUMI ? YESUS mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan
Perumpamaanini dengan tujuan mengajar murid-muridNya bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Lukas 18:1). Tetapi apakah hubungan tujuan ini dengan pertanyaan "adakah Anak Manusia mendapati iman di bumi" jika Ia datang? Janda dalam perumpamaan ini mempunyai iman dengan kualitas yang tekun luar biasa.
Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Ay.8b. Kenapa perikop ini diakhiri dengan kedatangan Yesus yang kedua kali? Anak manusia disini adalah Yesus. Kedatangan Yesus disini menunjuk kepada kedatanganNya yang kedua kali. Lukas 17-18 ada 2 kali di tulis tentang kedatangan Yesus yang kedua kali.
ImamAhmad bin Hanbal meriwayatkan bahawa Nabi (saw) berkata: "Allah akan membawa keluar dari penyembunyian Mahdi dari Keluarga dan keturunanku sebelum hari kiamat, walaupun hanya tinggal satu hari dalam kehidupan di dunia, dan dia akan menyebarkan keadilan dan kesaksamaan di bumi ini, serta menghapuskan kezaliman dan penindasan.
fD0cSiC. Aku berkata kepadamu Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Lukas 18 8 ADAKAH KU DAPATI IMAN DI BUMI ?? KHOTBAH PS. FERDI GODJALI GEMBALA GPPK-CHOSEN GENERATION IBADAH RAYA MINGGU 21 OKTOBER 2018 =============== SHALOM ! Dalam dua hari terakhir ini saya hanya mendapat satu firman dari Tuhan, dan hanya satu pertanyaan Tuhan Yesus yang pasti menyentuh dan membuat saudara dan saya pasti tertegun, karena jawabannya kita semua pasti sudah tahu. Lukas 18 8 188 Aku berkata kepadamu Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Waktu Yesus bertanya, “jika Anak Manusia datang, adakah Dia dapati iman di bumi?” Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang jawabannya sangat sederhana, yaitu tidak ada atau sangat sedikit. Dari pertanyaan ini kita tarik benang merah, apakah kita sudah bisa disebut orang-orang beriman di bumi? Saat Tuhan ingatkan kita akan ayat ini, kita past tertegun dan mawas diri, karena ternyata kita butuh iman kita diperbaiki lebih lagi, kita butuh diubah lebih lagi, dan kita butuh dibentuk lebih lagi. Mengapa? Karena hal iman ini bukan perkara yang sederhana dan mudah. Karena pada saat Yesus datang kali ke dua ke bumi, Tuhan Yesus bertanya “adakah Aku mendapati iman di bumi ini?” Dari pertanyaan ini tersirat kesedihan hati Tuhan Yesus, karena Dia tahu akan sangat sedikit gereja-Nya yang akan terangkat. 2 Petrus 3 11-12 311 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup Kalau bumi ini akan hancur semua, maka betapa suci dan salehnya kamu harus hidup, artinya kamu tidak usah mengingini apa-apa lagi, hanya mengingini Tuhan saja, itu sudah cukup. Bila kamu sampai pada tingkat ini, berarti iman mu cukup untuk diangkat. Tapi, bila kamu tidak murni dan saleh, adakah Tuhan mendapati imanmu? 2 Petrus 3 12 312 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Semua akan lenyap, tapi “orang yang beriman” pasti dapat berdiri teguh sampai selama-lamanya. Tapi pertanyaannya, adakah Tuhan Yesus mendapati iman di bumi? Kalau Tuhan jelas meragukan gereja-Nya, apakah Tuhan akan “mendapati iman atau tidak” dari anak-anak-Nya di bumi ketika Dia datang kali kedua, lantas bagaimana dengan “iman” kita semua? Apakah pertanyaan Tuhan Yesus tersebut menyentuh hati kita sehingga mem-buat hati kita bergetar, atau biasa-biasa saja? Apakah kita masih punya kemauan untuk berubah, agar kita benar-benar menjadi orang beriman? Apakah kita masih punya kemauan untuk menjadi manusia yang berbeda ke depan-nya? Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan didikan dari Tuhan, supaya kita benar-benar mau berubah, supaya kita hanya memandang kepada Tuhan saja, dan tidak ada yang lain. Kalau saudara belajar firman Tuhan tetapi tidak dengan sungguh-sungguh extreme, maka saudara tidak akan bisa jadi orang beriman. Karena walaupun saudara belajar firman Tuhan, tapi bila saudara tidak percaya secara extreme, maka saudara tidak bisa ikut Tuhan dengan benar. Dan saudara hanya akan menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja, yang datang ke gereja hanya bersifat rutinitas, berdoa dan baca Alkitab tapi di luar sana sikap dan perbuatan saudara masih kurang terpuji. Apakah yang dimaksudkan dengan iman? Ibrani 11 1 111 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Definisi ini adalah “kulitnya saja dari iman” Jadi iman adalah percaya. Jika “iman” identic dengan “percaya”, apakah dasar dari “tidak percaya?” Dasarnya adalah “Ego dan kehendak daging”, karena didalam ego, ada tuntutan. Misalnya saudara minta sesuatu dari Tuhan dan saudara belum mendapat. Akhirnya saudara kecewa, marah pada Tuhan, tidak percaya lagi pada Tuhan. Itulah ego, dasar dari ketidak-percayaan. Jadi kalau saudara mau masuk “kategori orang percaya”, maka saudara harus membuang yang namanya “ego”, dan “keinginan-keinginan daging”, karena hal tersebut tidak ada dalam kamus kekristenan. Apa yang mengalihkan pandangan manusia kepada Tuhan? Panca indera manusia itu. Indera pendengaran telinga, indera rasa lidah, indera penglihatan, bisa menga-lihkan pandangan kita kepada Tuhan. 1 Tawarikh 21 1 211 Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. Siapa yang bangkit melawan orang Israel? Iblis 212 Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat “Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka.” Iblis membujuk Daud untuk mengitung pasukan dan Daud menuruti iblis, sehingga hal inilah menyakiti hati Tuhan. 1 Tawarikh 21 7 217 Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel. Orang Israel dihajar Tuhan dan berapa banyak yang mati? 1 Tawarikh 21 14 2114 Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang Tujuh puluh ribu orang yang mati, karena penyakit sampar. Waktu Daud menghampiri Batsyeba, korbannya hanya “delapan orang”. Tapi waktu Daud menghitung pasukan, korbannya “tujuh puluh ribu orang”. Ketika saudara mengalami masalah dan indera saudara dipakai oleh kuasa kegelapan, maka yang lebih awal saudara pikirkan adalah “siapa yang bisa menolong saudara”. Hal inilah pula yang menyakiti hati Tuhan. Sehingga tidak salah kalau Tuhan berkata, “Adakah Ku-dapati iman di bumi?” Mengapa hal tersebut menyakiti hati Tuhan? Karena ketika masalah datang, saudara mulai menghitung “isi dompetmu”. Ketika ternyata “dompetmu hampir kosong”, engkaupun mulai mencari per-tolongan dari manusia kesana kemari. Dalam kondisi seperti ini, engkau “tidak mencari Tuhan terlebih dahulu”, tetapi mencari manusia. Contoh Alkitabiah, “Janda di Sidon” Elia disuruh Tuhan untuk mencari makan dan pergilah Elia ke janda itu. Janda itu hanya memiliki tepung satu genggam, Elia minta dibuatkan roti. Janda itu membuatkan Elia roti, walaupun setelah itu janda itu tahu dia ber-sama keluarga akan mati kelaparan, karena telah tidak punya tepung lagi. Pertanyaannya Apakah janda itu dan keluarganya benar-benar mati kelaparan? Jawabannya Tidak mati kelaparan! Mengapa? Karena begitu dia mengambil tepung, tepungnya tidak habis-habisnya. Panca indera, mata, telinga, hanya berupa kamuflase dari iblis, supaya kita tidak percaya kepada Tuhan, supaya iman kita runtuh. Matius 14 24-31 1424 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 1425 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Hal ini di luar pikiran manusia, karena tidak ada manusia yang berjalan di atas air. Indera penglihatan kita mata mengelabuhi manusia. Apa yang terjadi ketika indera mulai mengelabui manusia? 1426 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Begitu “mata mulai bekerja”, indera kita mulai bekerja, maka yang terjadi Tuhan-pun di katakan hantu. Begitu mata mulai bekerja, otak mulai jalan, telinga mulai mendengar bahwa banyak masalah yang kita hadapi, maka kita menganggap Tuhan tidak ada, Tuhan bohong, Tuhan pendusta. 1427 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Ketika para murid mendengar suara Tuhan, “iman” merekapun mulai bekerja. 1428 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Petrus masih meragukan Yesus, dan mulai berpikir kalau itu benar Tuhan, biar aku melakukan mujizat seperti yang Tuhan lakukan. 1429 Kata Yesus “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Petrus mengalahkan alam, ketika dia bisa berjalan diatas air. Jadi “iman” pasti akan mengalahkan alam. Hukum alam hanya bisa dikalahkan dengan “iman”, tidak ada yang lain. Kalau orang dunia bekerja, dapat uang dan bisa jadi kaya. Tapi kalau orang beriman rajin bekerja, takut akan Tuhan, maka akan diperkaya oleh Tuhan dalam segala hal. Diperkaya dalam ucapan syukur kepada Tuhan, dan itulah yang tidak ter-nilai harganya. Orang yang terkaya di dunia ini adalah orang yang bisa bersyukur dalam segala hal. Meskipun orang kaya punya harta sebanyak apapun, tetap saja pusing dengan uangnya itu, karena matanya terus melihat ke angka sampai 12 digit atau lebih. Tapi kalau orang beriman, matanya tidak melihat ke angka, tapi apapun yang dia dapatkan dia selalu bersyukur, karena cukup dengan apa yang ada. Maka dialah orang yang paling kaya. 1430 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak “Tuhan, tolonglah aku!” Ketika indera mulai bekerja lagi, yang terjadi Petrus mulai tenggelam. Ketika panca indera saudara mulai merasa, mulai melihat, mulai mendeteksi masalah, maka saudara-pun akan mulai tenggelam kekuatiran lagi. 1431 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Kebanyakan dari kita termasuk dalam golongan manusia kurang beriman, karena selalu terpancing menggunakan indera kita. 2 Korintus 4 18 418 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. Masalahnya karena mata kita, indera kita hanya melihat apa yang kita lihat. Fokus kita jangan kepada apa yang bisa kita lihat, tapi kepada apa tidak kita lihat yaitu hidup kekal bersama Tuhan di Sorga. Alihkan pandanganmu dari apa yang bisa kamu lihat, kepada apa yang tidak bisa kamu lihat. Cara mengalihkannya adalah dengan iman. 2 Korintus 5 7 57 sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat Hidup kami karena percaya, bukan karena melihat. Jadi iman berbeda dengan indera. Indera menangkap informasi, tapi iman adalah percaya di tengah informasi negative sekalipun. Sepanjang sejarah hidup manusia, kita selalu mengumpulkan info dengan indera kita, dan kita yakin info yang kita dapat itu cukup akurat, tapi sebenarnya masih terdapat banyak kesalahan yang di dapat melalui indera kita. Iman sebenarnya melampau indera kita, tapi mengapa sampai hari ini kita terus mengandalkan panca indera kita? Kita tahu info melalui indera tidak begitu akurat, tapi mengapa kita masih mengandalkan pikiran kita? Kita tahu info dari indera tidak begitu akurat, tapi mengapa kita masih mengandalkan mata kita? Kita tahu info dari indera tidak begitu akurat, tapi mengapa kita masih mengandalkan perasaan kita? Tidak salah kalau Yesus mempertanyakan, ketika Dia datang pada kali kedua nanti, adakah Kudapati iman di bumi? Karena antara iman dan indera sudah bias semuanya. Untuk mencapai “pola hidup tanpa mengandalkan indera”, maka Kita harus masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan. Kita harus membangun keintiman dengan Tuhan, membangun pergaulan dengan Tuhan. Kita harus hidup dengan iman, dan hidup tidak berdasarkan apa yang kita lihat, tapi berdasarkan apa yang Tuhan katakan. Bagaimana caranya untuk mendapat informasi dari apa yang Tuhan katakan? Intim. Misalnya, kalau saya mau mendapat informasi dari si A, maka saya harus intim dengan si A, supaya saya bisa mendapatkan informasi dari si A. Sampai akhirnya saya dapat informasi dari si A. Kalau saudara mau mendapatkan informasi dari Tuhan, tapi saudara tidak mau membangun keintiman dengan Tuhan, maka saudara tidak akan mendapat informasi selain dari indera saudara. Saudara jangan lagi mengandalkan mata saudara, pikiran saudara, kekuatan saudara dan perasaan saudara, tapi andalkan Tuhan dalam segala hal. Memang tidak mudah, karena kita sudah terbiasa dari lahir sampai sekarang mengan-dalkan apa yang kita lihat dan kita rasakan. Tapi kita harus berbalik 180 derajat, berubah sedemikian rupa, sampai kita menjadi seperti Tuhan. Seringkali dalam pergumulan kita bagaikan si janda yang merintih minta pertolongan tapi tidak dapat. Lukas 18 1-7 181 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Jangan berhenti ber-doa, terus saja berdoa dan berdoa bertubi-tubi. Berdoa dengan cara bertubi-tubi inilah yang disebut doa syafaat. Banyak yang berkata tidak perlu minta lagi, karena kamu sudah dapat tapi ada doa yang tidak jemu-jemunya, yang disebut doa syafaat. Bukan berarti saudara tidak beriman, tapi saudara bergumul disitu sampai saudara menang. Permasalahannya Baru setengah jalan, tapi doa kita sudah kendor. Baru setengah jalan, sudah capek, karena masalah ini tidak beres-beres. Baru setengah jalan, sudah complain karena diperhadapkan pada hutang, pada kematian, dan diperhadapkan sampai harus masuk penjara. Ingat! Penjamin masa depan saudara adalah Tuhan. Kalau Tuhan menjamin masa depan saudara, untuk apa saudara takut dengan masa depan saudara? Yusuf harus masuk penjara terlebih dahulu baru bisa dipermuliakan. Percayalah dibalik semua masalah yang saudara hadapi Tuhan lagi bekerja. Lukas 18 2 – 7 182 Kata-Nya “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. 183 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata Belalah hakku terhadap lawanku. 184 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, 185 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” 186 Kata Tuhan “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 187 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Kita punya “dateline”, tapi Tuhan yang punya waktu. Menyamakan persepsi antara manusia dengan Tuhan, butuh ketertundukan dan percaya dari manusia. Selama ada “daging” memang tidak mudah. Kita harus melewati masalah demi masalah yang terkadang bertambah kompleks, bertambah besar dan bertambah rumit. Tapi percayalah serumit apapun masalahmu, tapi kalau ada Tuhan disana, pasti Tuhan bisa melerainya. Percayalah Tuhan pegang masa depan kita. Permasalahannya adalah “ego” kita yang selalu ingin serba aman dan serba damai sesuai dengan versi kita sendiri, sesuai dengan keinginan kita sendiri. Tapi kedamaian yang sesungguhnya hanya datang dari Tuhan. Kita tidak bisa datang kepada Tuhan dan mencoba mengatur Tuhan, karena Tuhan tidak bisa diatur oleh manusia dengan cara apapun. Kita sering mengatur Tuhan karena “ego kita” tapi akhirnya kita akan kecewa karena tidak dapat apa-apa, akibatnya kita akan kehilangan iman. Begitu kita kehilangan iman, pada waktu Tuhan dating untuk mengangkat gereja-Nya, mereka yang kehilangan iman tidak akan terangkat. Begitu tidak terangkat, kita hanya bisa menangis sedih dengan penyesalan yang tidak ada gunanya karena nasi sudah menjadi bubur. Kita punya ego ingin semuanya serba baik. Ego itu kepentingan kita. Ego membuat kita kuatir akan banyak hal dan menjadikan iman kita kendor. Jika kita mengaku kita telah disalib bersama Kristus, berarti indera kitapun ikut disalib. Jika kita mengaku kita orang Kristen, berarti kita harus disalibkan bersama Yesus. Kalau saudara disalibkan bersama Yesus, berarti mata saudara, perasaan saudara, telinga saudara dan seluruh tubuh saudara, disalibkan. Jadi tidak ada lagi unsur kedagingan yang hidup dalam diri kita, tidak ada lagi tuntutan dari kita, dan tidak ada lagi indera kita yang berputar-putar ikut bermain, yang menyebabkan kita rentan dipakai oleh iblis. Skema Hati Nurani Perhatikan Skema tersebut diatas Panca indera kita akan beri tanda kepada Jiwa J kita, akhirnya mulai timbul emosi, perasaan, pikiran dan sebagainya. Tapi ketika kita mengontak Tuhan, ketika roh R kita berbicara dengan Roh Tuhan, Dia memberi kita kekuatan. Kemudian roh R kita memberi tanda pada Hati Nurani HN kita. Kalau Hati Nurani HN kita bersih murni, kita percaya kepada-Nya, maka Jiwa J kita Didalam Jiwa J ada emosi, ada pikiran, ada perasaan, ada ketakutan. Dengan indera, kita memberi tanda kepada Jiwa J kita dan jika Jiwa J kita takut, maka akhirnya kita juga menjadi takut. Yesus berkata “ketika Aku takut dan Aku percaya, maka Aku pun berdoa”. Begitu kita berdoa maka Tuhan akan memberi kita pesan ke roh R kita. Begitu roh R kita mendapat pesan, dan Hati Nurani HN kita bersih, maka dia memberi isyarat ke jiwa J kita dan jiwa J kita-pun bangkit lagi, sehingga kita semangat lagi. Inilah trik nya. Tapi banyak orang dan mungkin termasuk saudara “salah trik” Begitu saudara takut, yang dicari adalah orang yang bisa menolong saudara. Kalau orang itu bisa membantu saudara, dia pasti orang yang percaya Tuhan. Bila demikian halnya, sebagai orang percaya, mengapa bukan saudara sendiri yang langsung datang kepada Tuhan? Pertanyaannya Begitu saudara bermasalah, siapa yang saudara cari? Tuhan atau hamba Tuhan? Kalau saudara orang percaya, datanglah terlebih dahulu ke Tuhan. Tapi kalau Tuhan berkata supaya saudara menghubungi hamba Tuhan, barulah saudara menghubungi hamba Tuhan. Bila demikian yang terjadi, dan jika iman identic dengan percaya, maka apakah saudara sudah termasuk dalam golongan orang percaya? Saat kita bermasalah, banyak dari kita yang masih menggunakan indera. Saat terserang sakit penyakit, banyak orang langsung cari apa obatnya baik cari di apotik maupun dari internet, akhirnya malahan jadi racun. Saya pernah mengalami, lampu besar depan mobil saya kemasukan air. Lalu saya lihat di Youtube cara penanganannya. Saya ikuti petunjuknya, tapi begitu saya tangani justru tambah rusak. Terkadang kita tidak bisa menggunakan indera kita, sehingga kita harus menye-rahkannya kepada Tuhan biar Tuhan yang membereskan semuanya. “Iman lebih dari sekadar percaya” Jika iman lebih dari sekadar percaya, maka kita akan temukan 3 jenis iman Iman dimulut, tapi disangkal di perbuatan. Mulut orang itu berkata saya orang percaya, tapi dalam perbuatannya dia tidak mencerminkan seperti orang percaya. Titus 1 16 116 Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. Mulut mereka berkata percaya kepada Tuhan, tapi perbuatan mereka keji, menyangkal Tuhan dan mereka tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. Ini jenis “iman di mulut”, tapi “disangkal oleh perbuatan”. Gereja harus paham kasih karunia yang benar. Kalau saudara memahami kasih karunia yang benar, maka saudara tidak akan mempermainkan iman saudara. Yakobus 2 20 220 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Yakobus berkata, “manusia yang bebal” artinya manusia tersebut keras kepala. Hai kamu yang keras kepala, maukah kamu mengakui sekarang, jika iman tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu hampa atau kosong? Jika saudara punya benih dan begitu benih tersebut di tekan di pencet dan ternyata kosong tidak ada isinya, maka kondisi itu sama seperti iman yang kosong. Benih yang kosong tidak akan pernah bisa bertumbuh, apalagi berbuah. Jadi ketika saudara diselamatkan, saudara harus berbuah. Buahnya adalah perbuatan kita yang berbeda dibandingkan dari yang dahulu dengan yang sekarang, karena perbuatan kita yang sekarang ini adalah perbuatan kita setelah kita lahir baru. Lahir baru artinya saudara telah menjadi orang yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. Apabila sekarang saudara merasa benar-benar sudah lahir baru, apakah hidup saudara sekarang juga sudah benar-benar berbeda bila dibandingkan dengan hidup saudara sebelumnya? Jika hidup saudara masih sama dengan yang dahulu, berarti “Tuhan belum mendapati iman” di dalam saudara, dan sesungguhnya saudara belum ter-masuk golongan orang beriman. Mengapa demikian? Karena mulut kita mengaku “orang beriman yang sudah lahir baru”, tapi kenyataannya pola hidup kita “masih pola hidup yang lama”. Apalah gunanya bagi kita, apabila “dengan mulut kita menyebut kita diri kita orang beriman” jika nyatanya kita tidak pernah mampu “berkata tidak” pada dosa? Kalau kita masih menikmati dosa, apakah kita disebut orang beriman? Lahir baru artinya saudara sudah dicetak, sudah dibentuk ulang, karena pembentukan yang pertama dari orang tua kita gagal. Supaya pembentukan ini benar-benar menjadi seperti Yesus, maka harus Yesus yang memproses ulang saudara dalam Roh dilahirkan kembali dalam Roh. Kalau saudara dilahirkan oleh orang tua saudara maka saudara akan menjadi seperti orang tua saudara, tapi begitu saudara masuk ke dalam air dan saudara lahir baru, maka begitu saudara keluar dari air dan dilahirkan dari Kristus maka saudara berjalan menuju Kristus. Berapa banyak orang yang berkata sudah lahir baru, tapi kenyataannya masih hidup dalam pola hidup yang lama? 2 Timotius 3 5 35 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Secara lahiriah mereka orang percaya tapi pada kenyataannya mereka tidak hidup sesuai dengan firman Allah. Paulus berkata jauhi mereka untuk apa didekati karena dia hanya bisa mencermari kamu. 1 Korintus 6 9-10 69 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, 610 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Masih banyak orang Kristen yang berbuat dosa seperti dikatakan dalam ayat-ayat diatas, bahkan masih ada yang suka menjelek-jelekkan orang lain, termasuk menjelek-jelekkan hamba Tuhan. Jika karakter saudara masih tetap seperti itu, dan tidak mau berubah, maka saudara bermasalah dengan Tuhan. Jadi keselamatan tidak hanya saudara dapatkan ketika saudara percaya Yesus, tapi keselamatan adalah proses pembentukan yang terus menerus berlanjut seumur hidup saudara sampai saudara sempurna, atau sampai saudara terhilang bila saudara rajin bergosip menjelekkan orang. Pilihan ada di tangan kita masing-masing. Jadi selama proses pembentukan saudara dan saya untuk mencapai tingkat sempurna, tidak langsung bisa sempurna, tapi setahap demi setahap tiap hari dalam ketekunan. Bila saudara sudah berhasil menjadi orang benar, maka ketika saudara berbuat salah, pasti ada penyesalan dan kesedihan yang begitu rupa di dalam hati saudara. Tapi orang yang tidak benar, begitu berbuat salah dia semakin mantap me-nikmatinya, oleh sebab itu dia akan melakukannya lagi berkali-kali. Inilah yang dimaksud “iman dimulut tapi disangkal di perbuatan”. Dalam kondisi seperti ini, pengampunan yang sudah saudara terima, bisa dibatalkan demi kebenaran dan bisa jadi saudara akan terhilang. Matius 18 27-34 1827 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. Hutang kita juga sudah dibebaskan dan dihapus oleh Raja dari segala raja. 1828 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya Bayar hutangmu! Dia berhutang kepada raja sekitar 10 trilyun kalau dirupiahkan dan hutangnya dibebaskan oleh raja, tapi setelah hutangnya dibebaskan dia bertemu dengan orang yang berhutang kepadanya, lalu dia menagih hutang orang itu kepadanya. 1829 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Yang berhutang kepadanya berjanji akan melunaskan hutangnya. 1830 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Dia berhutang kepada raja sampai Rp. 10 trilyun dan dihapuskan oleh raja, tapi temannya sendiri berhutang kepadanya hanya Rp. 50 juta, dia menangkap temannya itu lalu memasukkannya ke penjara. 1831 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 1832 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Kamu sudah mendapatkan anugerah, bahkan kita semua juga sudah mendapat-kan anugerah. Matius 18 33 – 34 1833 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Engkau sudah mendapatkan anugerah dariku, seharusnya engkau juga menyalur-kan anugerah itu kepada banyak orang. Engkau sudah mendapatkan pengampunan, jadi engkau juga harus mengampuni orang lain di sekitarmu walaupun itu menyakitkanmu. 1834 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Jadi penebusan yang pertama bisa dihapus demi kebenaran. Jangan sampai ini terjadi kepada kita. Kita sudah menerima penebusan yang pertama. Penebusan yang pertama tersebut, jangan sampai hilang gara-gara kita kecewa dengan orang lain. Pengampunan dari Tuhan dinyatakan batal, jika “iman tidak sesuai dengan perbuatan”. 2 Petrus 2 20 220 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. Jika kita kembali lagi ke asal-mula sebelum kita bertobat, maka keadaanya akan lebih buruk daripada semula. Apakah saudara mau keadaan saudara lebih buruk daripada pertama kali sebelum saudara dipanggil Tuhan? Bagaimana caranya jika saudara tidak lebih buruk dari semula saat saudara bertobat? Iman harus disertai perbuatan. Iman tanpa perbuatan, adalah iman yang tidak lengkap atau tidak komplit. Jika kita hanya sekedar percaya, pegang terus percaya itu tapi ketika kita mulai hidup suka-suka lagi, maka iman kita mulai tidak utuh/tidak lengkap kembali. Matius 13 20-22 1320 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Saudara gembira dengar firman karena saudara telah ditegur oleh Tuhan, karena saudara mau diubah oleh Tuhan. Tapi apabila saudara manusia yang keras hati dan tidak mau mengampuni orang, akhirnya firman yang saudara dengar itu saudara abaikan begitu saja. Matius 13 21-22 1321 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Apabila datang masalah keuangan, masalah anak, atau masalah apapun saja, barulah kelihatan imannya yang tidak lengkap. Begitu mudahnya manusia berkata saya akan mundur dari Tuhan. Orang yang begitu mudah berkata mundur dari Tuhan berarti imannya tidak lengkap/komplit. Orang yang imannya lengkap, meskipun di terpa oleh badai masalah apapun, dia akan tetap berdiri tegap karena dia percaya pembelaan Tuhan baginya. Orang itu akan tetap berdiri teguh dan bertahan karena dia yakin Tuhan beserta dengan dia. Tapi kalau iman saudara tidak lengkap, jangankan badai masalah yang meng-hantam saudara, digigit semut saja, saudara bisa complain kepada Tuhan. Setelah kita dapat firman seharusnya kita bertumbuh, tapi karena hati kita keras, tidak mau berdamai dengan orang-orang di sekitar kita, akhirnya iman kita mati. Orang seperti itu segera murtad artinya orang itu segera mundur dari Tuhan. 1322 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Firman yang di taburkan itu tidak bertumbuh dan tidak berbuah. Iman saudara tidak berbuah, karena saudara banyak uang, karena saudara hidup nyaman, akhirnya firman yang saudara terima tidak berbuah. Bukan tidak boleh memiliki uang atau apapun, tapi jangan terikat dengan apapun karena suatu hati pasti akan saudara tinggalkan. Adakah orang pergi ke sorga membawa jam tangan atau cincin berlian? Tidak pernah ada yang bisa dibawa, sehelai bajupun tidak bisa kita bawa. Mula-mula sukacita, tapi saat ada himpitan masalah, dia berkeras hati, tolak teguran dan akhirnya mundur. Inilah resiko orang yang imannya tidak lengkap. Yohanes 6 60-61 660 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 661 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Iman murid-murid-Nya digoncang dengan firman yang keras sehingga mereka tidak sanggup mendengarnya.. Berapa banyak dari kita, saat dengar firman yang keras lalu saudara ber-kata bahwa firman itu menghakimi saudara? Tidak ada firman yang menghakimi, karena firman dimaksudkan untuk mengubah kita, tergantung dari sudut mana kita memandang firman itu. Kalau kita memandangnya dari sudut pandang kita manusia, maka kita pasti berkata firman menghakimi saya. Tapi kalau kita memandangnya dari sudut pandang Tuhan, maka kita pasti berkata firman mengubah hidup saya. Yohanes 6 66 666 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Perhatikan ayatnya 666, yang menandakan angka anti Kristus, dan siapakah yang termasuk pengikut 666 ini? Para pengikut antikris adalah Orang yang mengundurkan diri dari Tuhan. Orang yang tidak tahan dalam proses pembentukan. Orang yang duniawi. Orang yang ternyata imannya kosong. Orang yang imannya tidak disertai dengan perbuatan 1 Timotius 1 19 119 Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka, Karena hati nurani yang murni di tolak, tapi menerima yang kotor akhirnya imannya jadi kandas. Karena keras hatinya yang membuat susah mengampuni orang. Jika kecewa terus akhirnya imannya kandas. Maukah imanmu kandas? Tidak mau. Kalau tidak mau, ayo sama-sama kita perbaiki semuanya. Iman yang benar adalah iman yang disertai dengan totalitas mengikut Yesus. Percaya Yesus berarti rela memikul semua konsekuensinya, rela hidup kudus, rela menanggalkan dosa, rela tidak berbuat seperti masa lalunya, rela mengampuni orang lain, rela berdamai dengan siapapun, rela diper-malukan, rela dilucuti harga dirinya. Kalau saudara benar-benar punya iman yang benar, berarti saudara harus total mengikut Tuhan yaitu pikul salib, sangkal diri, dan ikut Tuhan. Pertanyaannya Apakah saudara rela dipermalukan? Apakah saudara rela dilucuti harga dirinya? Rela. Kalau saudara benar-benar rela berarti saudara adalah orang-orang yang beriman dan siap diangkat. Memang tidak ada pilihan lain, kita harus melewatinya. Yohanes 1 12 112 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; Kuasa ada 2 pengertian yaitu “Dunamis” kuasa yang meledak-ledak dan “Exousia” hak prerogratif Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita masing-masing, tidak lepas dari yang namanya “action” tindakan atau perbuatan. Inilah yang disebut dengan istilah “totalitas”. Jika saudara terima, tapi saudara tidak bergerak mengambilnya, sama saja iman-mu mati. Jika saudara terima, maka harus saudara ambil dengan tindakan. Itulah iman yang benar, totalitas. Kesalahan gereja dalam mengajar menerima Kristus disamakan seperti menerima berkat. Menerima Yesus berarti saudara menerima bukan hanya berkat-Nya saja, tapi juga menerima resikonya. Saudara menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, berarti saudara menerima berkat-Nya dan resikonya juga. Resikonya adalah saudara dimusuhi oleh dunia, saudara dipermalukan dan dilucuti harga dirimu, tidak dianggap dan diabaikan, serta diinjak-injak. Itulah resikonya. Kalau saudara tidak mau menerima resiko tersebut, jangan pernah mau menjadi orang Kristen, karena bila mau ikut Yesus, juga harus siap menerima resiko tadi. Dan bagi saudara yang sudah menjadi milik-Nya, berarti saudara dimuridkan oleh-Nya, berarti saudara menjadikan Dia Raja dalam hidup saudara dan saudara harus tetap me-ngikut Dia. Kita lihat contoh Alkitabiah dari Daud dan Yonathan. Yonathan mengikatkan diri dengan Daud, dia sayang kepada Daud, dia berkata akan selalu mengikut Daud. Tapi bagaimana praktek pernyataan kesetiaannya terhadap Daud sehari-hari? Apakah dia tetap mengikutDaud dan bersama dengan Daud? Tidak demikian, karena dia selalu kembali lagi ke orang tua-nya yaitu Saul. Kalau dia tetap mengikuti Daud, dia pasti akan memerintah bersama Daud, tapi nyatanya dia bukannya ikut Daud justru balik ke Saul. Akhirnya dia mati sia-sia karena dia tidak pernah ambil tindakan yang benar. Berikut ini kita lihat contoh Alkitabiah dari Elia dan Elisa. 2 Raja-raja 2 2 22 Berkatalah Elia kepada Elisa “Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel.” Tetapi Elisa menjawab “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu pergilah mereka ke Betel. Elisa tidak pernah mau meninggalkan Elia. Kemanapun Elia pergi pasti Elisa ikut. Sekarang banyak orang Kristen, jika Yesus maunya ke kanan tapi saudara maunya ke kiri. Jika demikian kita tidak mengerti pikirannya Tuhan. 2 Raja-raja 2 4 24 Berkatalah Elia kepadanya “Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Yerikho.” Tetapi jawabnya “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu sampailah mereka di Yerikho. Dua kali Elisa berkata tidak mau meninggalkan Elia. 2 Raja-raja 2 6 26 Berkatalah Elia kepadanya “Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke sungai Yordan.” Jawabnya “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu berjalanlah keduanya. Apa yang Elisa dapatkan karena kesetiaannya yang tidak mau meninggalkan Elia? Elisa mendapatkan “dua roh” yang dimiliki Elia, dan roh itu pindah ke Elisa karena Elisa terus mengikut Elia. Kalau saudara terus mengikut Tuhan kemanapun Dia pergi, maka saudara akan menjadi ahli waris Kerajaan-Nya. Permasalahannya adalah ketika Tuhan akan datang pada kali kedua ke bumi, dan Dia bertanya, “Adakah Aku dapati iman di bumi?” Dengan mulut saudara mengaku orang beriman. Benarkah saudara orang percaya? Kalau saudara orang percaya, benarkah saudara tidak pernah kuatir, tidak pernah takut? Kalau saudara orang percaya, sudah benarkah perbuatanmu? Kalau saudara percaya, benarkah imanmu tidak kosong? Kalau saudara percaya, benarkah engkau total di dalam Tuhan? Contoh berikutnya kita lihat kisah Rut dan Naomi. Rut 1 16 116 Tetapi kata Rut “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; Rut tidak mau meninggalkan Naomi. Rut 4 9-10 49 Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ “Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi; 410 juga Rut, perempuan Moab itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari ini menjadi saksi.” Apa yang terjadi ketika Rut berkata, “Allahmu Allahku, aku tetap akan mengikutimu? Yang terjadi adalah semua hak nya dikembalikan. Kalau saudara hari ini bermasalah, tapi tetap setia kepada Tuhan, tetap percaya kepada Tuhan, percayalah semua hak mu pasti dikembalikan oleh Tuhan. Tuhan tidak pernah ingkar janji, Tuhan tidak pernah curang, apa yang dahulu menjadi milikmu pasti akan Tuhan kembalikan berlipat-lipat kali ganda. Permasalahannya kita tidak pernah setia kepada Tuhan. Apa yang memuakkan dalam suatu pergaulan? Ketikdak-setiaan. Seringkali kita tidak setia dalam bergaul dengan Tuhan. Saudara bayangkan jika hubungan saudara dengan Tuhan tidak didasarkan pada ketidaksetiaan? Saudara sering menyeleweng ke kanan, menyeleweng ke kiri, seringkali kita tidak setia. Itu memuakkan. Tapi luar biasa Tuhan tetap mengampuni dan menerima kita. Itu suatu hal yang luar biasa. Tidak ada iman tanpa salib. Jika saudara tidak setia sekarang, bagaimana saudara akan setia nantinya? Kalau saudara menjadi orang Kristen, maka saudara harus patuh pada perintah Tuhan Yesus. Pikul salib, sangkal diri, ikut Tuhan kemanapun Dia pergi. Dia sudah mati bagi dosa kita, apa yang harus kita lakukan? Yang harus kita lakukan hanyalah memberi diri kita saja untuk Dia, biar Dia mengatur hidup kita dengan salib-Nya. Semakin saudara dekat dengan Tuhan, maka semakin berat salib yang saudara pikul, artinya saudara semakin dekat dengan kematian. Semakin dekat saudara dengan kematian, berarti saudara sedang mendaki bukit Golgota, semakin dekat ke puncak akan semakin berat. Mengapa demikian? Karena beban yang saudara pikul akan bertambah berat dan semakin banyak kepentingan kita yang tersingkir. Juga bertambah banyak kebutuhan-kebutuhan kita yang disingkirkan oleh Tuhan, sampai kita tidak punya apa-apa lagi selain Tuhan. Kalau dalam hidup saudara sehari-hari saudara mendahulukan Tuhan, maka keinginan-mu akan diberikan oleh Tuhan. Tapi permasalahannya, kita selalu focus pada keinginan kita saja, sedang-kan kita biasanya cenderung lupa siapa yang biasanya memberikan atau memenuhi keinginan kita tersebut. Itulah permasalahan fatalnya. Puncaknya adalah jika saudara sudah mati bagi diri saudara sendiri dan saudara hidup bagi Allah. Galatia 2 20 220 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Yesus telah menyerahkan diri-Nya untuk aku jadi aku juga harus menyerahkan diriku untuk Yesus supaya aku mati bersama dengan Dia. Penemu obat kanker kalau tidak salah bernama Marie Currie, yang menemukan obatnya yang Namanya “Radium” Dia mati karena dia ber-experimen dengan obat kanker yang dia temukan itu pada dirinya sendiri. Tapi sampai hari ini obat tersebut masih dipakai. Mengapa banyak orang mau pakai obat ini, padahal penemunya saja mati karena obat itu? Demikian pula halnya Yesus mati untuk kita, tapi mengapa kita mau percaya kalau kita harus mati bersama dengan Dia? Karena kita percaya kita akan mendapatkan kehidupan yang sempurna di kekekalan nanti. Kalau saudara tidak mati maka saudara tidak akan mendapatkan kehidupan yang sempurna di kekekalan nanti. Tapi kalau saudara mati dari keinginan, mati dari diri sendiri maka saudara baru mendapatkan kehidupan yang sempurna di kekekalan nanti. Kalau banyak orang masih mau minum obat kanker tadi padahal penemunya saja mati karena menggunakan obat itu, adalah karena tidak ada lagi obat lain. Apakah ada lagi obat kanker yang lain dimana saudara bisa diselamatkan? Tidak ada! Apakah ada jalan lain ke sorga, selain melalui Yesus? Tidak ada jalan lain ke sorga selain melalui Yesus Kristus. Kalau saudara ada di dalam Yesus Kristus, maka saudara harus mati bersama dengan Dia. Begitu saudara mati bersama dengan Dia, barulah saudara bisa hidup bersama dengan Dia. Iman itu adalah respon bagi Kristus yang menyatakan kesediaan kita menderita bagi Dia dan mati bersama dengan Dia. Bagaimana dengan Yudas? Seringkali banyak orang yang kecewa dan menyalahkan Yudas, karena sudah menjual Yesus sehingga Yesus mati di kayu salib. Tapi apakah kita kecewa dengan diri kita sendiri, ketika kita menjual nama Tuhan untuk kepentingan kita pribadi? Kita sering menjual nama Tuhan, hanya untuk kedagingan kita. Kita sering menyingkirkan Tuhan, hanya untuk kepentingan kita. Sadarkah saudara, gara-gara saudaralah sebenarnya Yesus disalibkan? Bahkan sampai hari ini berkali-berkali kita masih menyalibkan Tuhan, dan berkali-kali kita menyakiti hati-Nya. Apakah perbuatan kita ini menandakan kita orang yang beriman? Kalau kita ragu apakah benar-benar beriman atau belum, maka kita harus koreksi diri kita sendiri hari ini, supaya setelah mendengar khotbah ini, kita dengan pasti serta sungguh-sungguh yakin untuk mengakui “bahwa kita orang yang beriman” Karena kita sudah lahir baru, hidup kita sudah berubah. Karena kita telah meninggalkan pola hidup yang lama dan sudah hidup dalam pola hidup yang baru, gaya hidup yang baru. Karena pola hidup kita yang baru, kita jalani bersama dengan Kristus dan mati bersama dengan Kristus. Sehingga ketika Tuhan bertanya kepada saudara, menjelang Tuhan datang kali kedua “Adakah Aku menemukan iman di Chosen Generation?” Maka kita akan berani menjawab “Ya, saya orang beriman, karena iman saya disertai dengan perbuatan”. Karena iman saya adalah iman yang total buat Tuhan dan saya siap mati buat Tuhan dengan cara apapun. Amin. Beri kemuliaan bagi Tuhan. TUHAN YESUS MEMBERKATI GPPK-CHOSEN GENERATION EDITOR HAMBA-NYA ROBERT T. BALAY
Itu adalah pembawaan lagu yang paling baik dari lagu indah, “Pengembara yang Sengsara” yang merupakan lagu kesukaan Nabi Joseph Smith dan saudaranya Hyrum. Sungguh suatu penampilan yang sangat baik dari paduan suara dan musik. Saya berdoa saya boleh memiliki Roh Tuhan bersama saya yang telah bersama dengan kita selama konferensi kita ini, agar saya dapat berkata mengenai hal itu yang akan sangat berguna bagi anggota Gereja dan mereka yang bukan anggota. Saya merasa sangat rendah hati dalam tugas ini. Sekarang saya akan mengajukan pertanyaan yang diajukan oleh Juruselamat hampir 2000 tahun yang lalu “Jika Anak manusia itu datang, adakah Dia mendapati iman di bumi?”1 Asas Pertama Injil Apakah iman yang benar? Iman diartikan sebagai “kepercayaan dan keyakinan dan kesetiaan kepada Allah … kepercayaan yang teguh terhadap sesuatu yang tidak memiliki bukti.”2 Kita percaya bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat … dan harus berpusat kepada Yesus Kristus. Kenyataannya, kita percaya bahwa “iman kepada Yesus Kristus adalah asas Injil pertama.”3 Iman Seorang Janda Ada yang bisa mengajar kita tentang iman bila kita mau membuka hati dan pikiran kita. Orang seperti itu adalah seorang wanita yang suaminya sudah meninggal. Ditinggal sendiri untuk membesarkan anak laki-lakinya, dia telah mencoba untuk mencari cara mendukung dirinya, tetapi dia hidup pada saat ada kekurangan makanan yang mengerikan. Makanan sedikit dan banyak yang meninggal karena kelaparan. Sewaktu makanan yang tersedia berkurang, demikian juga kesempatan wanita itu untuk bertahan. Setiap hari, dia melihat dengan putus asa ketika persediaan makanannya sedikit demi sedikit berkurang. Mengharapkan bantuan, namun tidak menemukan apa-apa, wanita itu akhirnya menyadari harinya sudah tiba di mana dia hanya mempunyai cukup makanan untuk makanan terakhir. Ketika itulah seorang asing mendekatinya dan meminta sesuatu yang sulit dibayangkan. “Bawalah kepadaku,” dia berkata kepadanya, “sepotong roti.” Wanita itu memandang pria itu dan berkata, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli.”Dia berkata kepadanya bahwa dia sedang mempersiapkannya sebagai makanan terakhir baginya dan anaknya, “agar kami bisa memakannya, kemudian mati.” Dia tidak tahu bahwa pria di hadapannya adalah Nabi Elia, dikirim oleh Tuhan. Apa yang dikatakan Nabi ini selanjutnya mungkin agak mengherankan bagi mereka dewasa ini yang tidak memahami tentang asas kekal iman. “Janganlah takut, dia berkata kepadanya. “Tetapi buatlah terlebih dahulu buatku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kau buat bagimu dan bagi anakmu.” Bisakah Anda bayangkan apa yang mungkin dia pikirkan? Apa yang dia rasakan? Dia hampir tidak mempunyai waktu untuk menjawab ketika pria itu meneruskan. “Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel, tepung dalam tempayan itu tidak akan habis, dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang, sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi.” Wanita itu, setelah mendengar janji yang diwahyukan ini, pergi dengan iman dan melakukan seperti apa yang Elia katakan. “Maka perempuan itu, dan dia, serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam tempayan tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.”4 Dewasa ini, permintaan Nabi itu mungkin kelihatannya tidak adil dan mementingkan diri. Dewasa ini, jawaban dari janda itu agak bodoh dan kurang bijak. Karena sebagian besar kita sering kali belajar membuat keputusan dengan apa yang kita lihat. Kita membuat keputusan berdasarkan bukti di hadapan kita dan apa yang kelihatan paling penting dan terbaik bagi diri kita. “Iman,” di satu sisi, “adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”5 Iman memiliki mata yang dapat menembus kegelapan melihat terang di baliknya. “Iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.”6 Kegagalan Dalam Menjalankan Iman Sering kali dewasa ini, kita tidak bersandar pada iman sebanyak kita bersandar pada kemampuan kita sendiri untuk berunding dan memecahkan masalah. Bila kita jatuh sakit, obat-obatan yang modern dapat membuat mukjizat penyembuhan. Kita dapat melakukan perjalanan dengan jarak yang sangat jauh dalam waktu yang singkat. Kita memiliki di hadapan kita informasi yang pada waktu 500 tahun yang lalu akan membuat orang yang sangat miskin menjadi seorang pangeran. “Orang benar akan hidup oleh iman,”7 demikian kita diberitahu dari tulisan suci. Saya bertanya kembali apa iman itu? Iman ada ketika kepercayaan penuh dalam hal yang kita tidak bisa lihat digabungkan dengan tindakan yang selaras penuh pada kehendak Bapa Surgawi. Tanpa ketiga hal ini—pertama, kepercayaan penuh; kedua, tindakan; ketiga, keselarasan penuh—tanpa ketiga hal ini yang kita miliki hanya yang palsu—iman yang lemah dan encer. Biarlah saya membicarakan setiap dari tiga hal penting ini tentang iman. Pertama, kita harus memiliki kepercayaan dalam hal yang tidak kita lihat. Ketika Thomas akhirnya merasakan bekas paku dan mencucukkan tangannya ke dalam lambung Juruselamat yang telah bangkit, dia mengakui Dia, akhirnya, percaya. Kata Yesus kepadanya, “Tomas, Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”8 Petrus mengatakan kata-kata yang sama ketika dia memuji para pengikut zaman dahulu untuk iman mereka kepada Yesus Kristus, “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya; Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan; Karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.”9 Kedua, agar iman kita membuat perbedaan, kita harus bertindak. Kita harus melakukan segala sesuatu dalam kekuatan kita, untuk merubah kepercayaan yang pasif menjadi kepercayaan yang aktif karena sesungguhnya, “iman itu jika tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”10 Pada tahun 1998, Presiden Gordon B. Hinckley memperingatkan Orang-orang Suci Gereja ini serta dunia secara luas. Dia mengucapkan peringatan yang sama kemarin malam di pertemuan imamat. Dia berkata “Saya menyarankan bahwa saatnya telah tiba untuk menertibkan rumah tangga kita,” dia berkata, “Ada banyak orang yang hidup di luar pendapatan mereka. Nyatanya, beberapa hidup dengan berhutang. Saya khawatir dengan cicilan hutang yang besar yang ada pada masyarakat bangsa ini, termasuk orang-orang kita.”11 Brother dan sister, ketika nubuat ini diungkapkan, beberapa anggota Gereja yang setia mengumpulkan iman mereka dan mendengarkan nasihat Nabi. Kini mereka bersyukur secara mendalam karena mereka telah melakukannya. Beberapa, mungkin percaya dengan apa yang dikatakan Nabi adalah benar namun kekurangan iman, bahkan sekecil seperti sebiji benih. Akibatnya, beberapa mengalami kesulitan dalam hal keuangan, pribadi dan keluarga. Ketiga, iman seseorang harus selaras dengan kehendak Bapa Surgawi kita, termasuk hukum-hukum alam-Nya. Burung gereja yang terbang di tengah-tengah angin taufan mungkin percaya bahwa dia bisa berhasil mengendalikan badai, tetapi hukum alam akan menyakinkan dia sebaliknya pada akhirnya. Apakah kita lebih bijaksana daripada burung gereja? Sering kali apa yang kita anggap sebagai iman di dunia ini hanyalah sesuatu yang mudah ditipu. Menyedihkan melihat bagaimana beberapa orang sangat ingin menganut mode dan pikiran-pikiran yang sedang ada sedangkan menolak atau kurang mempercayai dan memperhatikan asas-asas Injil Yesus Kristus yang kekal. Menyedihkan bagaimana beberapa orang sangat bergegas ke dalam sifat yang bodoh dan tidak beradab mempercayai bahwa Allah pada suatu saat akan menyelamatkan mereka dari akibat tragis dari tindakan mereka. Bahkan mereka masih memohon berkat surgawi tetapi mereka tahu dalam hati mereka bahwa apa yang mereka lakukan tidak sesuai kehendak Bapa kita di Surga. Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa iman kita selaras dengan kehendak Bapa Surgawi kita dan Dia menyetujui apa yang kita cari? Kita harus tahu mengenai firman Allah. Salah satu alasan mengapa kita mempelajari tulisan suci adalah untuk mengetahui urusan Bapa di Surga dengan manusia sejak awal. Bila keinginan hati kita tidak selaras dengan tulisan suci, maka kita tidak harus mengejarnya lebih lanjut. Selanjutnya, kita harus mematuhi nasihat dari nabi zaman akhir sewaktu mereka memberikan perintah yang diilhami. Selanjutnya, kita harus menenungkan dan berdoa dan mencari bimbingan Roh. Bila kita melakukannya, Tuhan berjanji bahwa, “Aku dengan perantaraan Roh Kudus akan menceritakan kepadamu dalam akalmu dan dalam hatimu, hal yang akan datang ke atasmu dan yang akan tinggal di dalam hatimu.”12 Hanya ketika iman kita selaras dengan kehendak Bapa Surgawi, kita akan diberi kuasa untuk menerima berkat-berkat yang kita cari. Asas Kekuasaan Bila dimengerti dengan benar dan dijalankan dengan sungguh-sungguh, iman adalah satu kekuatan kekekalan yang agung dan mulia. Itu adalah kekuatan di luar pemahaman kita. “Karena iman … alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah.”13 Melalui iman air dipisahkan, yang sakit disembuhkan, yang jahat didiamkan dan keselamatan dimungkinkan. Iman kita adalah pondasi di mana di atasnya terletak semua kehidupan rohani kita. Itu seharusnya menjadi sumber kehidupan kita yang paling penting. Iman bukan hanya sesuatu yang kita percaya; iman adalah sesuatu yang kita jalankan. Ingatlah firman Juruselamat. “Jika engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”14 “Sesungguhnya barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, Bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu.”15 Mengajarkan Asas Mereka yang berjalan dengan iman akan merasakan kehidupan mereka dipenuhi dengan terang dan berkat-berkat dari surga. Mereka akan memahami dan mengetahui hal-hal yang tidak dimengerti oleh orang lain. Mereka yang tidak berjalan dengan iman menganggap hal-hal dari roh sebagai hal-hal yang bodoh karena hal-hal Roh hanya dapat dirasakan oleh Pernyataan surga tertutup bagi pengertian mereka yang tidak percaya. “Karena jika tiada iman di antara anak-anak manusia,” Moroni berkata, “Allah tidak dapat melakukan mukjizat di antara mereka. Oleh karena itu, Ia tidak memperlihatkan Diri-Nya sebelum mereka beriman.”17 Namun sepanjang sejarah, bahkan pada saat kegelapan ada mereka yang, melalui iman, menembus kegelapan dan melihat hal-hal sebagaimana adanya hal-hal itu. Moroni menubuatkan bahwa, “Dan ada banyak orang yang imannya begitu kuat, … yang tidak dapat dicegah dari dalam tabir, tetapi mereka sesungguhnya melihat dengan mata mereka hal-hal yang telah mereka lihat dengan mata iman, dan mereka gembira.”18 Rumah kita seharusnya menjadi pelabuhan iman. Para ayah dan para ibu harus mengajarkan asas-asas iman kepada anak-anak mereka. Para kakek dan nenek, juga, dapat membantu. Sewaktu saya dalam sebuah kumpulan keluarga, saya berusaha menghabiskan waktu, jika sesuai, untuk berbicara satu per satu dengan beberapa cucu-cucu kami. Saya duduk dengan mereka dan menanyakan kepada mereka beberapa pertanyaan. “Bagaimana kabarmu?” “Bagaimana sekolahmu?” Kemudian, saya bertanya kepada mereka bagaimana perasaan mereka mengenai Gereja yang benar yang sangat berarti bagi saya. Saya mencoba mencari tahu kedalaman iman dan kesaksian mereka. Jika saya merasakan ketidakpastian apa pun, saya akan bertanya kepada mereka, “Maukah kamu menerima satu gol dari kakekmu?” Kemudian saya akan menyarankan mereka membaca tulisan suci setiap hari, dan merekomendasikan mereka berlutut setiap pagi dan malam dan berdoa dengan ayah dan ibu mereka dan melakukan doa pribadi. Saya akan menasihati mereka untuk selalu menghadiri pertemuan sakramen. Saya menasihati mereka untuk selalu menjaga diri mereka murni dan bersih, selalu menghadiri pertemuan-pertemuan dan pada akhirnya, di antara lain hal, selalu berusaha untuk menjadi peka terhadap bisikan-bisikan Tuhan. Kadang-kadang setelah percakapan dengan Joseph, cucu kami yang berumur delapan tahun, dia memandang ke mata saya dan menanyakan pertanyaan yang tajam ini, “Bolehkah saya pergi sekarang, kakek?” Dia berlari dari pegangan saya dan saya berpikir, “Apakah saya telah melakukan sesuatu yang baik?” Rupanya ya, sebab hari berikutnya dia berkata, “Terima kasih untuk pembicaraan kecil kita.” Jika kita mendekati mereka dengan kasih daripada dengan teguran, kita akan menemukan bahwa iman cucu-cucu kita akan meningkat sebagai hasil dari pengaruh dan kesaksian seseorang yang mengasihi Juruselamat dan Gereja-Nya yang kudus. Pencobaan Kadang-kadang dunia kelihatan gelap. Kadang-kadang iman kita dicobai. Kadang-kadang kita merasa bahwa surga ditutup bagi kita. Namun kita tidak harus menjadi sedih. Kita tidak boleh meninggalkan iman kita. Kita tidak boleh kehilangan harapan. Beberapa tahun yang lalu, saya mulai memperhatikan bahwa hal-hal di sekililing saya mulai menjadi gelap. Itu membuat saya khawatir karena hal-hal sederhana seperti melihat tulisan di dalam tulisan suci saya menjadi lebih sulit. Saya berpikir apa yang terjadi dengan kualitas lampu bohlam dan heran mengapa pembuatnya saat ini tidak dapat membuat barang-barang seperti yang telah mereka buat pada tahun-tahun yang lalu. Saya mengganti lampu-lampu bohlam itu dengan yang lebih terang. Itu, juga, menjadi kurang terang. Saya menyalahkan cara pembuatan lampu dan bohlam itu. Saya bahkan mempertanyakan apakah terangnya matahari mulai pudar sebelum pikiran itu datang kepada saya bahwa masalahnya bukanlah berapa terang yang ada dalam ruangan—masalahnya mungkin dengan mata saya sendiri. Segera setelah itu, saya pergi kepada seorang dokter mata yang menyakinkan saya bahwa dunia tidaklah menjadi gelap. Katarak di mata saya yang jadi alasan mengapa terang menjadi pudar. Saya menaruh iman saya di dalam tangan spesialis yang terlatih, katarak itu dilepaskan, dan lihatlah! Terang mulai bersinar kembali dalam kehidupan saya. Terang itu tidak pernah berkurang, hanya kemampuan saya untuk melihat terangnya yang berkurang. Ini mengajarkan kepada saya kebenaran yang mendalam. Sering kali ketika dunia agak gelap, sewaktu surga kelihatan agak jauh, kita cenderung menyalahkan semua hal di sekililing kita padahal sebenarnya penyebab kegelapan itu mungkin adalah kekurangan iman di dalam diri kita. Berbahagialah. Miliki iman dan kepercayaan. Tuhan tidak akan meninggalkan kamu. Tuhan telah berjanji jika kita “Carilah dengan tekun, berdoa selalu dan percayalah, dan segala hal akan berlangsung bagi kebaikanmu; jika engkau hidup tak bercela.”19 Saya tahu seperti Alma yang dulu bahwa “barangsiapa yang mau menaruh kepercayaannya kepada Allah akan dibantu dalam pencobaan, kesulitan, dan kesengsaraan mereka dan akan diangkat pada hari terakhir.”20 Bapa di Surga kita adalah makhluk yang kuat, bergerak, membimbing. Sedangkan kita mungkin, pada saat-saat tertentu, mengalami kesedihan, kesakitan, dan kedukaan, sementara kita berusaha untuk mengerti pencobaan iman yang kita harus lalui; sementara kehidupan tampak gelap dan suram—melalui iman, kita mempunyai kepercayaan penuh bahwa seorang Bapa di Surga terkasih berada di sisi kita. Seperti yang dijanjikan oleh Rasul Paulus, “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”21 Dan satu hari, kita akan melihat secara menyeluruh melalui kegelapan ke dalam terang. Kita akan memahami rencana kekal-Nya, belas kasih-Nya, dan kasih-Nya. “Jika Anak manusia itu datang, adakah Dia mendapati iman?” Mungkin, sewaktu para anggota Gereja percaya dengan segenap hati mereka, merubah harapan dan keyakinan mereka ke dalam tindakan, dan berusaha untuk menyelaraskan diri mereka dengan kehendak Tuhan, jawaban dari pertanyaan Juruselamat yang Dia ajukan 2000 tahun yang lalu akan bergema. “Tentu saja, Dia akan mendapati iman. Dia akan mendapati iman di antara mereka yang mengambil ke atas diri mereka nama-Nya. Dia akan mendapati-Nya di-antara mereka yang menjalankan asas-asas-Nya yang kudus. Kesaksian Saya bersaksi bahwa melalui Nabi kita, pelihat, dan pewahyu Presiden Gordon B. Hinckley, Tuhan kita dan Juruselamat, Yesus Kristus, berbicara kepada kita semua saat ini. Saya bersaksi injil dipulihkan dalam kegenapannya melalui Nabi Joseph Smith. Iman, sebuah kekuatan yang kekal adalah sebuah karunia dari Bapa di Surga bagi seluruh umat manusia. Untuk kebenaran yang kekal ini saya membagikan kesaksian pribadi saya dalam nama Yesus Kristus, amin.
Renungan Harian Misioner Selasa, 24 Maret 2020 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah P. S. Katarina dr Swedia Yeh. 471-9,12; Mzm. 462-3,5-6,8-9; Yoh. 51-16 Injil hari ini menampilkan sebuah kisah tentang apa yang terjadi di Yerusalem, dekat Pintu Gerbang Domba di sebuah kolam yang disebut Bethesda. Kolam itu mempunyai lima serambi dan di serambi-serambi itu berbaringlah sejumlah besar orang sakit. Dari antara mereka, ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Penderitaan Manusia Tiga puluh delapan tahun sakit, sungguh-sungguh menyakitkan. Secara fisik jelas, ia tidak bisa bergerak banyak. Ia sering hanya bisa berbaring menahan rasa sakit itu sendiri. Secara batiniah ia tidak merasa nyaman, atau bahkan tersiksa dalam waktu lama. Secara rohani lebih lagi, ia tidak tahir, merasa digolongkan sebagai pendosa seturut pandangan zaman. Bukan mustahil kalau dia merasa ditinggalkan oleh Allah sendiri. Penderitaan orang itu adalah penderitaan kita juga. Wabah corona yang melanda dunia saat ini membuat kita merasa cemas. Pergerakan kita terbatas. Pertemuan-pertemuan yang membawa sukacita tertunda sampai masa yang belum pasti. Barangkali terlalu berlebihan kalau situasi kita saat ini bak kota Oran, yang dilukiskan Albert Camus dalam “La Peste”, tiba-tiba terjangkit penyakit sampar. Penyakit itu datang secara mendadak dan membuat seluruh penduduk kota cemas. Akan tetapi penduduk kota itu tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menerima saja. Permasalahan menjadi “absurd” karena penyakit sampar bukanlah akibat dari suatu sebab, apalagi yang menjadi korban adalah anak-anak yang tidak bersalah. Bagi Henry Nouwen, penderitaan semacam ini merupakan penderitaan yang biasa kita alami. Baginya, penderitaan abad ini bukalah disebabkan oleh kemiskinan, penyakit, bencana alam, atau bahkan terorisme, melainkan karena manusia sudah kehilangan kontak dengan yang Ilahi. Inilah yang kiranya penderitaan yang paling dahsyat dalam hidup manusia. Kitab Suci memberi kesaksian bahwa sebagai manusia, Yesus juga mengalami hal ini. Demi keselamatan banyak orang, Ia berhadapan dengan berbagai macam tantangan dan penderitaan. Penderitaan yang paling berat dirasakan-Nya ketika Dia merasa ditinggalkan oleh para murid-Nya dan bahkan oleh Allah sendiri, seperti terucap dalam doa ini “Eloi, Eloi, lama sabakhtani” – “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Mrk. 1534. Iman dan Perjuangan Kita tidak bisa mengerti apa yang diperbuat Yesus terhadap orang itu. Bagaimana mungkin Ia mengatakan “bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah” kepada seorang yang tidak berdaya. Bukankah hal itu merupakan sesuatu yang mustahil? Namun demikian, orang itu berbuat seperti apa yang dikatakan-Nya. Perjuangan untuk melakukan tiga hal yang mustahil itulah yang merupakan tanda bahwa dia masih mempunyai iman. Iman dalam pelajaran agama berbunyi “penyerahan diri secara total” kepada Allah. Tetapi dalam realita hidup sehari-hari, iman berbunyi lain. Dalam situasi kekurangan, iman Maria mengatakan “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu” Yoh. 25. Dalam situasi kegagalan, iman Petrus berkata “Guru telah sepanjang malam kami bekerja dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga” Luk. 55. Dalam keadaan sakit pendarahan selama dua belas tahun dan hampir putus asa karena hartanya sudah habis, iman perempuan itu muncul dalam kata-kata ini “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh” Mrk. 5 28. Demikian juga iman seorang perwira “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” Mat. 88. Iman dan perjuangan membuat penyembuhan terjadi. Karena itu peran keduanya dalam menghadapi penderitaan tidak perlu lagi diragukan. Telah terbukti bahwa mereka yang mempunyai iman dan terus berjuang akan mendapatkan kekuatan adikodrati yang melampau batas kekuatan dan kehebatan manusia. Kecemasan dan keputusasaan adalah tanda kurangnya iman. Hal inilah yang membuat manusia tidak bisa melihat bahwa di balik situasi berat yang tidak bisa diatasi dengan cara manusia, ternyata ada rencana ilahi yang tidak mudah untuk dipahami. Iman yang dimiliki oleh orang sakit itulah yang dicari oleh Tuhan, seperti tertulis “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Luk. 188. RP. Anton Rosari, SVD – Imam di Keuskupan Bogor DOA PERSEMBAHAN HARIAN Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putra-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu. Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini Ujud Evangelisasi Umat Katolik di Cina Semoga umat Katolik di Cina bertahan dalam keteguhan iman pada Injil dan bertumbuh dalam persatuan. Kami mohon… Ujud Gereja Indonesia Pasar tradisional Semoga di tengah merebaknya mal-mal modern, pasar-pasar tradisional tetap bisa berfungsi dan memperoleh hak hidupnya sehingga pedagang-pedagang kecil tetap bisa menjalankan aktivitas ekonominya. Kami mohon… Ujud Khusus Kami menghunjukkan Masa Prapaskah untuk menjadi masa Penyelenggaraan Latihan Keadilan bagi seluruh umat Keuskupan kami. Kami mohon… Amin